Kita abadi. Kita adalah roh.
Ketika saya tumbuh dewasa, hidup saya sama seperti hidup orang lain.
Saya bermain-main, saya selalu merasa terlindungi oleh keluarga saya dan saya memiliki banyak teman. Keadaan hidup menghibur saya dengan sangat menyenangkan, saya tahu itu dan saya selalu merasa bersyukur tentang itu.
Ketika saya berusia 14 tahun, ayah saya tiba-tiba meninggal dunia pada usia 47 tahun. Dan semuanya berubah. Dia hendak memotong rumput, terjatuh dan meninggal karena serangan jantung. Semua ini tidak memakan waktu 30 detik. Saya hendak pulang ke rumah untuk mengambil hadiah ulang tahun untuk ibu saya, yang besok akan berulang tahun, ketika saya - berjalan ke terminal bus - kembali ke rumah, karena saya lupa dompet saya. Ketika saya kembali ke rumah, saudara laki-laki saya berlari melalui pintu teras sambil berteriak dan menangis bahwa ayah terjatuh.
Dokter darurat datang dalam waktu tiga menit, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk menghidupkan kembali ayah saya. Keluarga pergi bersama mereka ke klinik universitas - saya tinggal di rumah dan memberi informasi dan menelepon keluarga besar dan beberapa teman melalui telepon.
Pemakaman ayah saya adalah upacara yang sangat besar. Ratusan orang berkumpul dan ada banyak karangan bunga. Ketika peti mati diturunkan ke dalam tanah galian, dua ekor burung datang dan duduk di atasnya, berkicau. Semua orang menangis - saya tidak bisa. Saya kehilangan ayah saya, tetapi saya tidak bisa menangis. Entah bagaimana saya merasa, dia tidak pergi.
Tahun-tahun berlalu, saya tumbuh dewasa, mengalami pubertas dan menjadi dewasa muda. Hari ini, saya berusia 54 tahun dan masih memikirkan ayah saya setiap hari. Dia masih menjadi bagian yang sangat jelas dalam hidup saya, meskipun saya belum pernah melihatnya secara fisik selama lebih dari 40 tahun.
Saya seorang cenayang. Saya memiliki banyak mimpi jernih, penglihatan dan kontak yang sangat dekat dengan "dunia lain". Bagian lain dari apa yang kita sebut realitas ini semakin menjadi dunia pertama saya, ketika saya berpikir untuk mengambil keputusan dalam hidup.
Setelah pengukuhan spiritual saya melalui Surga dan Malaikat saya pada musim semi 1994, saya mendapatkan wawasan yang lebih dekat dengan apa yang disebut: "Kita bukanlah manusia yang memiliki pengalaman spiritual - kita adalah makhluk spiritual yang memiliki pengalaman manusia".
Saya merasakan kata-kata ini, saya benar-benar menghirupnya, seperti yang masih saya lakukan sekarang.
Calon istri saya, Angela, saat ini sedang mengalami masa-masa sulit. Dia telah menjadi seorang tentara selama sebagian besar kehidupannya yang sudah dewasa, dan sekarang menderita kanker. Jika tidak ada keajaiban, saya tidak ingin berpikir lebih jauh tentang masalah ini.
Angela, yang bisa saya lakukan hanyalah menenangkan pikiran anda dan menenangkan anda. Saya ingin anda selalu menjaga Iman dan kepercayaan kepada Surga di atas. Hidup adalah video-game, kenyataan adalah taman bermain, saya pernah menulis. Kita adalah roh-roh yang abadi dan Surga memang lebih nyata daripada apa yang disebut realitas di sekitar kita. Saya memiliki semacam wawasan tentang "dunia lain" ini dan yang bisa saya lakukan adalah meyakinkan Anda bahwa Surga itu nyata. Saya tahu, bahwa saya tidak dapat benar-benar berbagi wawasan ini dengan orang lain sebelum waktunya - Anda hanya harus percaya dan mempercayai kata-kata saya.
Dalam hidup, kita seperti menjadi aktor. Dan seorang aktor yang baik memainkan setiap peran, bukan hanya Raja atau Ratu. Dia memainkan peran sebagai pengemis, pelacur, pengacara dan gembala. Ini semua tentang pengalaman dan ekspresi diri untuk apa kita berinkarnasi. Ketika kita mengumpulkan perspektif spiritual tentang kehidupan, masalah dan kesulitan hidup akan berkurang. Mereka bahkan mungkin lenyap di depan mata kita, karena jiwa yang abadi tidak dapat disakiti pada hakikatnya. Ia hanya bisa dikeluarkan dari permainan, ketika sudah waktunya untuk itu dan pelajarannya dipelajari.
Doa-doa kita didengar.
Ada Sumber Cinta Ilahi dan selalu ada alasan untuk berharap.
Malaikatku, aku ingin kamu selalu menjaga Iman. Keajaiban itu nyata.
Aku mencintaimu.
